hidup itu nggak semudah yang disiarin di FTV atau di sinetron. kalo menurutku sendiri, hidup itu kayak lukisan warna-warni yang ada dikanvas. campuran warna yang ada didalemnya itulah warna-warni kehidupan kita. susah senang, kaya miskin, bahagia amarah, senyum tangis, keluarga percintaan, ekonomi materi. dan lainnya. hidup tanpa cobaan itu namanya nggak hidup. dan orang hidup dengan banyak cobaan ialah hidup yang sesungguhnya. begitu juga yang aku alami sekarang. begitu banyak cobaan silih berganti mendatangi ku.jatuh bangun yang aku alami saat itu. jatuh karna tak mampu lagi untuk menahan beratnya cobaan, dan bangkit saat ingat bahwa Tuhan selalu ada untuk kita.
bukan hanya cinta yang bisa membuat kita menjadi LEMAH tetapi semua cobaan bisa membuat kita menjadi lemah. sering orang bertanya "kenapa Tuhan memberikan cobaan kepada kita?". Tuhan memberikan kita cobaan karna untuk menguji kita. menguji kesabaran, keimanan, dan mental. banyak orang bilang "aku sudah tidak sanggup dengan semua cobaan ini". kalimat itu salah. Tuhan tak mungkin memberikan kita cobaan melebihi kemampuan kita. lantas mengapa kita merasa tidak mampu menghadapinya? "karna kalian kurang berusaha" itu jawabannya.
bisa dibilang aku dulu orang yang gampang untuk putus asa. setelah bertambah nya umur, setelah belajar dari pengalaman sebelumnya akhirnya aku mengerti arti kehidupan sesungguhnya. saat aku kehilangan semua yang aku punya, aku merasa terpuruk. aku merasa tak ada yang mampu membangkitkan aku. tetapi semua itu salah. semakin terpuruk nya kita semakin kita merasa cobaan itu semakin berat.
pelajaran baru yang baru aku dapet, adalah dipermainkan, direndahkan oleh orang yang nggak aku kenal, dan tak segan-segan si perusak itu merebut apa yang aku punya. aku merasa dia ingin menjatuhkan aku dan dia menganggap aku sebagai sebuah layangan. berhari-hari aku merasakan kesakitan seorang diri, berhari-hari aku terpancing emosi karna masalah yg dia buat, berhari hari pula aku menyakiti diri ku sendiri karna memikirkan itu semua. aku merasa gelisah, nggak tenang dan gak karu-karuan. akibat menyimpan masalah itu semua sendiri, tanpa sadar aku melupakan orang yang ada disekeliling ku. suatu saat aku melihat perhatian kedua orang tua yang begitu tulus memerhatikan aku. mereka rela membelikan aku apapun untuk membujuk ku makan tanpa menghiraukan masalah mereka. aku melihat mereka solat tiada henti untuk mendoakan ku supaya aku lekas sembuh. begitu juga dengan teman-teman ku. mereka menghiburku saat aku terpuruk, mereka membuat ku tersenyum saat aku membutuhkan hiburan. setelah melihat semua itu dan menyadari semua itu hati ku terketuk untuk bangkit. untuk semangat melawan sakit yang sedang aku rasakan ini. perlahan aku belajar untuk mengikhlaskan semuanya. mengikhlaskan apa yang perusak itu buat pada ku. aku hanya mendoakan perusak itu dapat menyadari kesadarannya. tak mungkin ada habisnya bila "kejahatan dibalas dengan kejahatan" tidak ada habisnya bila "amarah dibalas dengan amarah". aku yakin Allah selalu melihat ku dan pasti membantuku. mungkin bukan sekarang karma yang akan diterima perusak itu, tapi cepat atau lambat si perusak itu akan merasakan balasan dari apa yang dia buat untuk ku
0 komentar:
Posting Komentar