untuk seseorang yg pernah ada

pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang membuncah yang tidak bisa aku kontrol

AKU KANGEN KAMU

hari ini sudah berhari hari sejak 17maret kemarin, sejak kita menutup sebuah pembicaraan panjang di telfon yang juga mengakhiri hubungan kita yang sudah terjalin lama. selama ini, aku berusaha kuat, tertawa-tawa, dan menjalani hidup seperti biasa. tidak seperti kasus-kasus putus cinta sebelumnya, kemarin aku terlihat baik baik saja. tidak ada curhatan panjang bersama teman-temanku lagi. tidak ada lagi terbata-bata ingin mengungkapkan rasa, tapi satu-dua kata yang keluar dan membingungkan orang-orang.tidak ada lagi telfon malam-malam yang menemani saat sepi sendiri, tidak ada momen-momen yang membuat aku mendadak drop disekolah didepan teman teman ku. semua seolah aku tidak merasa sedih dengan perpisahan ini.
yah gakmungkinlah kalo aku gaksedih, yakan? namanya aja baru putus cinta, pasti satu paket sama airmata, curhat, dan sakit hati. tapi mungkin kamu gak perlu tau akan hal itu.



ada sisi dariku yang baik-baik saja, karna kita mengakhiri dengan baik-baik saja. tetapi kekosongan dan kehilangan tetap dengan terasa.tetap terasa meskipun aku uda berusaha mengisi waktu dengan hal yang gak penting: main kartu, nongkrong berjam jam, ngoceh gak jelas sama temen-temen ku. dan memang aku bisa melakukan semuanya dengan keadaan tersenyum. aku sendiri gaktau orang lain melihat senyum ku tulus atau enggak.tapi, aku, emang ngerasa bisa tersenyum dengan santai-santai aja.

tapi, aku tau, dibalik itu semua ada sisi diriku yang sebenarnya SANGAT AMAT INGIN, kamu balik dalam kehidupan ku. alam bawah sadar dan alam atas sadarku ( untung masih bisa aku kontrol ) memang sih masih terbayang dirimu, terbayang sosokmu, dan segala hal kecil tenyang dirimu. hati ini ternyata masih tertambat sama kamu seseorang yang garang itu.

pagi ini, ritual pagiku memang berjalan seperti biasa.minum teh, lantas duduk dijendela dekat kamar sambil mendengarkan lagu. tapi, sekarang, bahkan hal-hal terkecil yang aku lakukan pun mengingatkan aku padamu. setiap aku duduk sendiri, aku selalu teringat saat pertama kali kita kenalan. MOS yang mempertemukan kita. sosokmu yang santai yang pemberani mengampiriku sewaktu aku sendiri. sosok yang membuat teman-temanku berkomentar menyindirku, "barusam mos uda dapet kenalan"
sosok kamu. sosok yang ternyata bisa membuat aku jatuh cinta.

aku tau, ketidakcocokan kita bukan pada ketidakcocokan prinsip atau keinginan atau bahkan tujuan yang ingin sama-sama kita capai. aku tau apa yang aku inginkan sama dengan apan yg kamu inginkan. aku juga tau sebenernya tujuan kita kemana. tapi, aku juga akhirnya sadar, yang tidak cocok disini adalah selera dan pilihan dalam bertingkah. sosok aku belum tepat untuk kamu dan sebaliknya.

aku ingat, kita pernah punya komitmen untuk tidak saling melarang, saling jujur, dan saling percaya. dulu kamu pernah bilang,"aku senang merokok dan kamu harus terima kekuranganku" tapi tanpa kamu ketahui aku sangat benci dengan asap rokok. sedikit menghirupnya saja aku sudah sesak nafas rasanya.

tapi sekarang dari situ, aku sadar, kita berdua belum bisa menghargai satu sama lain. rasa egois dan keras kepala itu masih ada. kita belum bisa ( atau mungkin belum mau ) menyatukan persepsi. sama sama belum mau berubah satu sama lain.

sekarang, disinilah aku, disebelah jendela kamar. didepan segelas teh, mengingat kamu dan menekan rasa kangen yang makin lama makin ku rasakan. kemarin kita memang tidak bilang kata "putus", kamu memilih untuk "menyendiri" dulu. jujur katak kata itu menyakitkan untuk didengar tapi tetap membuat ku berharap mungkin kita nantinya akan kembali bertemu. dan, mungkin kita akan bisa berjalan setapak yang sama lagi, seperti hari hari sebelum hari selasa kelabu itu.

aku tidak tau kapan itu semua akan terjadi.mungkin dalam waktu dekat, dan mungkin juga perjalanannya masih jauh. mungkin juga gak bakal terjadi. aku gaktau begitu juga sebaliknya. tapi, aku berharap, misalnya, kalau semuanya bisa terjadi dan pada saat itu aku kembali bersama lagi, aku ingin melihat diri kita duduk bersama disuatu tempat, ngobrol panjang, dan ketawa-tawa lagi seperti dulu.

untuk sekarang, aku tau yang bisa aku lakukan hanya menjalani hidup ini sebaik-baiknya.aku harus bisa membenahi diri dulu untuk jadi yang lebih baik, buat kamu dan pentingnya untuk aku. satu hal yang harus kamu tau, aku masih punya secuil harapan itu. secuil harapan yang bisa mengakar menjadi sebongkah keyakinan yang aku pegang teguh.aku tak tau dari mana asal semua itu datang. tapi satu hal aku yakin, kamu adalah yang terbaik yang pernah aku miliki walaupun kita sudah tak bersama lagi.

aku sayang kamu, selalu dan selamanya.maafkan aku yang hanya bisa menyampaikan ini lewat kata-kata yang mungkin akan kamu buang dan kamu anggap sebagai roman picisan atau rayuan gombal seorang perempuan yang sudah tidak tau lagi harus bagaimana mendapatkanmu kembali. tapi, aku menunggu. menunggu sampai jalan itu menyatu lagi, menunggu sampai kamu bisa mengisi setapak ini lagi.